Kenapa Panjang Sprint Bagus Konsisten
Seorang teman mengaku kalau panjang Sprint-nya tidak konsisten. Dia bilang normalnya satu minggu, tapi kadang bisa lebih beberapa hari. Masalahnya, perusahaan dia mengaku pakai Scrum. Sementara Scrum Guide mewajibkan panjang Sprint yang konsisten.
“Lalu kenapa memang Scrum bilang ‘konsisten’ lebih baik?”. Jawabannya penting diketahui, agar tidak bertaklid pada Scrum Guide.
Jadi, kenapa? Ada banyak alasan. Tapi yang paling utama adalah:
Melatih estimasi tim developer agar lebih akurat.
Pihak bisnis ingin sekali punya DT yang bisa akurat estimasinya. Dengan begitu, mereka jadi lebih PD dalam mengambil peluang bisnis & membuat deal-deal dengan pihak luar.
Apakah berarti DT-nya tinggal jadi super pesimis & kasih ‘buffer’ sebanyak-banyaknya? Jadi, kalau selesai lebih cepat bisa main game diam-diam? Tentu tidak. DT wajib kerja optimal 8 jam sehari sesuai kontrak, namun tetap akurat estimasinya. Bagaiman Sprint yang konsisten bisa membantu?
1. Melatih DT untuk mengukur kapasitas mereka per-X-minggu
Karena di setiap awal Sprint pertanyaannya selalu konsisten. “Berapa banyak yang bisa kita ambil untuk 1/2/3/4 minggu ke depan?”
Karena jika panjang Sprint konsisten, mereka akan merasakan malu jika ternyata estimasi mereka di awal terlalu optimis. Karena Sprint Review tetap diadakan meskipun pekerjaan mereka belum beres. Rasa malu ini menyebabkan mereka mengambil lebih sedikit di Sprint ke depan.
2. Menahan PO agar tidak menekan/membujuk DT untuk mengambil banyak pekerjaan.
Jika di awal tahu bahwa panjang Sprint bisa diundur, tentu PO berusaha agar Sprint Backlog DT diperbanyak. Akibatnya, DT jadi sering lembur.
Dan kita semua tahu, lembur itu tidak menyenangkan, tidak berkelanjutan dan tidak konsisten kapasitas produksinya—kontraproduktif untuk ‘akurarsi estimasi’.